Si Manis yang Selalu Laris
Gambar Ampyang yang
Baru Saja Dicetak
Ampyang
merupakan jajanan pasar yang terbuat dari bahan kacang tanah, gula jawa, gula
pasir, dan jahe. Yang kemudian direbus lalu dicetak bulat di atas nampan seng.
Ampyang Ario diproduksi pertama kali oleh Ibu Partini yang memulai usahanya pada tahun 1997 tepatnya bulan April ketika putra
Bu Partini masih berusia enam tahun dan dua tahun. Ampyang Ario
diproduksi di Dusun Ngentak RT 02 RW 04 Gadingan Mojolaban Sukoharjo.
Bu Partini, selaku perintis usaha ini mengatakan, pada mulanya beliau
membuat ampyang untuk menambah pemasukan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
hidup keluarga. Modal yang digunakan pun seadanya dan kerja sama dengan Bank,
setelah pesanan bertambah banyak. Namun,
saat ini Bu Partini sudah mampu membayar biaya produksi sendiri.
Di awal berdirinya usaha ini, ampyang yang
dibuat hanya dalam jumlah yang sedikit yakni menggunakan sekitar 5 kg kacang
tanah dan gula beserta jahe yang diolah
lalu ditawarkan pada penjual-penjual di pasar dan warung-warung sekitar. Pada
mulanya, niat Bu Partini membuat ampyang adalah untuk menambah penghasilan
sehari-hari, agar bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sekaligus membantu
suami dalam mencari penghasilan sampingan. Awal mula produksi ampyang ini dalam
skala kecil, yang hanya menghasilkan untung Rp. 2.500 saja per-hari. Meskipun
dengan keuntungan tersebut,Bu Partini tetap giat meproduksi ampyang lagi dengan
uang modal dan untung seadanya. Hingga sampai sekarang produksi ampyang semakin
berkembang menjadi usaha
rumahan yang sukses (dalam skala besar) bahkan mampu menyerap tenaga kerja di
masyarakat. Saat ini
Ampyang Ario memperkerjakan 4-6 pekerja yang terdiri dari ibu rumah tangga dan
kepala keluarga dari tetangga sekitar.
Produk yang ditawarkan yaitu ampyang kacang yang berasal dari
bahan baku pilihan dengan mutu dan kualitas yang baik guna menjaga kualitas dan
cita rasa dari ampyang yang dihasilkan. Kacang sebagai bahan baku utama,
dipilih kacang dengan kualitas terbaik dan memilki ukuran besar. Ampyang yang ibu partini kelola 100 %
menggunakan gula jawa dan gula pasir sebagai pemanis alami dan tidak
menggunakan pemanis tambahan (pemanis sintetis), serta tambahan jahe untuk
memberi rasa dan aroma jahe yang lembut pada ampyang. Pembuatannya dengan cara merebus
kacang bersama gula merah yang sudah diberi air sedikit selama 30 menit hingga
mendidih. Setelah itu, ampyang dicetak di atas nampan seng menggunakan sendok
yang diberi pegangan kayu dan pisau untuk mengangkat ampyang yang lengket pada
sendok sebelum dicetak pada nampan seng.
Konsumen menjadi sasaran dalam memasarkan produk yaitu
pedagang pasar, tempat khas oleh-oleh, snack, dan masyarakat yang datang
langsung untuk membeli di tempat produksi.. Pembelian ampyang bisa ecer bisa
grosir. Untuk menarik konsumen agar tertarik pada produk yang dijual, ibu
partini awalnya menawarkan dari pasar ke pasar. Mulai dari pasar kliwon, pasar
gede, pasar klewer dengan menitipkan ke pedagang-pedagang, karena usaha yang
dijalankan sudah lama, kini ibu partini hanya menunggu orderan saja kemudian
dikirim.
Kendala untuk sejauh ini banyak pesaing bisnis menjual dengan
harga murah. Karena disini ada produsen lain yang menjual ampyang per dua
setengah kilogram dengan harga Rp. 62.000. sedangkan Bu Partini menjual ampyang
seberat tersebut dengan harga Rp. 65.000. Namun, dengan ketekunan dan keuletan
Bu Partini dengan masih setia memproduksi ampyang di kala sepi maupun rame
orderan, ampyang malah semakin berkembang, ditambah lagi, cita rasa ampyang
yang ditawarkan berbeda daripada yang ada di pasar pada umumnya. Dengan harga
tersebut, Bu Partini memberikan kualitas ampyang yang lebih enak (kata para
pelanggan), dengan memilih kacang kualitas terbaik, gula serat jahe dengan
takaran pas. Mebuat ampyang Ario mampu bersaing dengan ampyang-ampyang lain
yang ada di pasar. Meskipun harga kacang pernah naik turun sampek melibihi
harga jual kacang mateng, namun Bu Partini lantas tidak memilih untuk berhenti
produksi. Karena, beliau yakin, bahwa tidak selamanya harga kacang naik. Pasti
nanti lama-lama juga akan turun.
Kentungan bersih yang didapat perhari dari produksi ampyang
adalah paling sedikit Rp. 500.000. namun, sangat mungkin keuntungan yang
didapatkan lebih dari itu. Per-harinya, rata-rata kacang yang dibutuhkan untuk
produksi adalah 1 kwintal, gula jawa dan gula putih dengan total 1 kwintal,
serta jahe 5 kilo.
Untuk sementara, usaha ampyang Ario ini masih berjalan
seperti biasa, belum ada ide pengembangan lain seperti memperluas pasar dan
lain-lain. Karena pasar yang ada saat ini termasuk stabil dan sudah mendapat
untung banyak dalam produksi sehari-hari. Meskipun banyak pesaing-pesaing usaha
ampyang lain, Ampyang Ario tetap bertahan dengan cita rasanya yang khas berbeda
dengan ampyang lain di pasaran. Konsumen yang menjadi langganan Bu Partini
diantaranya snack palur, semanggi pasar gede, dawung, snack suparjo, pasar
gading, pasar gemblekang, cokro, khas oleh, godean jogja, magetan, surabaya,
Jakarta.