Sabtu, 07 April 2018

Kesadaran

Kesadaran


Pak Karto sedang asyik memupuk pohon jeruk depan rumah. Kusapa dirinya dengan nada seperti biasanya. pasti responnya selalu sama. mengangguk dan tersenyum menyeringai. ku lanjutkan kayuhan sepedaku lurus menuju gang depan taman. sebelum sampai kepadanya, aku berhenti di pinggiran jalan. ku temui sepasang anak sedang menjualkan susu plastikan berwarna putih kehijauan, merah kemudaan pula. aku tertarik pada warna-warna yang ditawarkan. meskipun, akupun tak paham rasanya. manis, masam? yang jelas aku sudah jatuh cinta pada warna-warninya. sembari anak kecil itu mencarikan uang kembalian, aku penasaran untuk menanyakan. kubuka percakapan dengan bertanya "dek, rumahnya mana?".


Dia menjawab dengan wajah santun sedikit sayu. Mungkin karena silau matahari yang hampir memanasi seluruh tubuhnya. Ada yang lebih penting bagiku dari jawabannya barusan. Iya, aku ingin menanyakan, "kenapa kamu berjualan?" mungkin jawaban yang kudapat nanti adalah "membantu orang tua kak", "buat uang jajan kak", dan jawaban sejenis. Tapi, kurasa, ada jawaban lain yang akan ku dengar. Benar saja, katanya, "kata ibu, cari uang itu susah kak. lalu aku mencoba menjualkan susu buah ini di lain tempat selain di tempat biasa ibu berjualan."


Aku segera berpamitan karena uang kembalikan sudah kudapatkan. sambil mengayuh sepeda lagi, aku berpikir. Rupanya, di tengah generasi millenial yang ngotot menerapkan gaya hidup kekinian, ada juga yang masih penasaran dengan ungkapan susahnya cari uang. Satu hal yang bisa kusimpulkan dari anak tadi. Bahwa ia menjualkan susu buah bukan hanya karena kebutuhan. Namun lebih karena kesadaran akan rasa penasaran akan kata-kata ibunya, yang katanya "cari uang itu susah". Jika ada yang mengatakan, generasi ini adalah generasi pencari jalan tengah. Kini aku setuju. Untuk mendapatkan kepuasan akan pemahaman dan pengalaman, generasi-generasi kini harus cerdas mencari jalan tengah atas tuntutan kebutuhan. Sekian-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GENDER DAN PENDIDIKAN

Kasus Amoral selalu Sudutkan Perempuan, Mungkinkah karena Kurangnya Pendidikan Gender? Oleh: Yulia Eka Saputri (G000150131) www.cokl...